Tugas Terstruktur Dosen Pembimbing
tafsir tarbawi SYAHBUDDIN, S.
Th.I
SUBYEK PENDIDIKAN
SURAT AN-NAHL AYAT : 43-44
oleh :
AHMAD FAUZI : 1201210499
institut agama islam negeri antasari
fakultas tarbiyah
jurusan pendidikan agama islam
banjarmasin
2013
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur
kami panjatkan kepada Allah Tuhan yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.
Shalawat serta salam mudah-mudahan selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi
besar Muhammad Saw. dan kepada
keluarga, sahabat, kerabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillahirabbil’alamin
makalah ini berhasil kami buat walaupun dengan penuh kesadaran bahwa dalam
makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Namun, kami berharap kepada dosen pembimbing untuk bersedia
menerima dan mengoreksi makalah ini agar kiranya akan lebih baik lagi
kedepannya dalam pembuatan makalah ini.
Melalui kata
pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman isi makalah ini kalau ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.
Dengan ini kami
mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfa’at kepada siapa saja
yang membacanya dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Banjarmasin, April 2012
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.
Latar belakang......................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah.................................................................................... 1
BAB II: PEMBAHASAN
A.
Lafal dan Terjemah QS. An-Nahl/16 : 43-44.......................................... 2
B.
Mufradat................................................................................................. 2
C.
Tafsir surat An-Nahl ayat 43 dan 44
a)
Ayat 43............................................................................................ 3
b)
Ayat 44............................................................................................ 6
BAB III: PENUTUP
A.
Simpulan................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Alquran adalah kalamullah yang diturunkan melalui malaikat Jibril
kepada Nabi Muhammad Saw., sebagai pedoman bagi kehidupan manusia (way of
life). Alquran mengandung beberapa aspek yang terkait dengan pandangan hidup
yang dapat membawa manusia ke jalan yang benar dan menuju kepada kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat. Dari beberapa aspek tersebut, secara global
terkandung materi tentang kegiatan belajar-mengajar atau pendidikan yang
tentunya membutuhkan komponen-komponen pendidikan, diantaranya yaitu pendidik
dan peserta didik.
Pendidik dalam proses pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain pendidik, peserta didik juga
mempunyai peran penting dalam proses pendidikan, tanpa adanya peserta didik
maka pendidik tidak akan bisa menyalurkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga
proses pembelajaran tidak akan terjadi dan menghambat tercapainya tujuan
pendidikan.antara pendidik dan peserta didik harus sejalan agar tujuan pendidikan
dapat tercapai.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimana tafsir surah
An-Nahl ayat 43 dan 44?
2.
Bagaimana hubungannya
dengan pendidikan?
3.
Apakah yang dimaksud dengan
Ahl-Dzikr?
4.
Siapa Ahl-Dzikr?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Lafal dan Terjemah QS.
An-Nahl/16 : 43-44
وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ إِلاَّ رِجَالاً نُّوحِي إِلَيْهِمْ فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ -٤٣-
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ -٤٤-
43. Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu,
kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah
kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak mengetahui.
44. Dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat)
dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan
pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka
dan supaya mereka memikirkan.
B. Mufradat
رِجَالٌ :
orang-orang lelaki.
أَهْلُ الذِّكْرِ :
para pemuka agama Yahudi dan Nasrani.
إِنْ : jika
اَلزُّبُرُ : tulisan/kitab-kitab
yang ditulis, seperti Taurat, Injil, Zabur, dan Shuhuf Ibrahim As.
اَلذِّكْرُ : salah
satu nama Alquran. Dari segi bahasa adalah antonim kata lupa.
C.
Tafsir
surat An-Nahl ayat 43 dan 44:
a) Ayat 43
Diriwayatkan oleh Adh-Dhahhak bahwa Ibnu Abbas
bercerita tentang ayat ini, bahwa tatkala Allah mengutus Muhammad sebagai
Rasul, banyak di antara orang-orang Arab yang tidak mau menerima kenyataan itu,
maka turunlah ayat:
أَكَانَ لِلنَّاسِ عَجَباً أَنْ أَوْحَيْنَا إِلَى رَجُلٍ مِّنْهُمْ أَنْ أَنذِرِ النَّاسَ
“Patutkah menjadi keheranan bagi manusia
bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: untuk memberi
peringatan kepada manusia” QS. Yunus : 2).
Dan
dalam ayat di atas Allah berfirman, “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu
melainkan orang-orang laki yang Kami beri wahyu kepadanya sebagai Rasul, maka
jika kamu tidak mengetahui tanyalah kepada orang-orang yang mengetahui yaitu
ahli-ahli kitab, apakah yang Kami utus kepada mereka itu malaikat atau manusia
biasa?
Jika
Rasul-rasul yang Kami utus sebelum kamu itu malaikat, maka patut kamu
mengingkari kenabian Muhammad, tetapi jika mereka itu terdiri dari
manusia-manusia biasa, maka tidaklah patut kamu saksikan bahwa Muhammad adalah benar-benar
seorang Rasul yang kami utus. Allah berfirman:
قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنتُ إَلاَّ بَشَراً رَّسُولاً -٩٣-
Katakanlah wahai Muhammad: "Maha suci
Tuhanku, Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang diutus menjadi
rasul?"(QS. Al-Isra : 93).
Dan
dalam ayat yang lain:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ -١١٠-
Katakanlah wahai Muhammad : “Sesungguhnya aku
ini manusia biasa seperti kamu, yang kepadaku diberikan wahyu”.(QS. Al-Kahfi
: 110).
Para
ulama menjadikan kata (رجال) rijal sebagai alasan untuk menyatakan
bahwa semua manusia yang diangkat oleh Allah sebagai rasul adalah pria, dan
tidak satu pun yang wanita dan dari segi bahasa kata rijal yang
merupakan bentuk jamak dari kata (رجل) rajul sering kali dipahami dalam arti lelaki.
Kata
(أَهْل
الذِّكْرِ) ini
difahami oleh banyak ulama dalam arti para pemuka agama Yahudi dan Nasrani yang
telah menerima kitab-kitab dan ajaran Nabi-nabi yang dahulu itu. Kalau mereka
orang-orang yang jujur, niscaya akan mereka beri tahukan hal yang sebenarnya
itu. Mereka adalah orang-orang yang dapat memberi informasi tentang kemanusiaan
para rasul yang diutus Allah. Mereka wajar ditanyai karena mereka tidak dapat
dituduh berpihak pada informasi Alquran sebab mereka juga termasuk yang tidak
mempercayainya, kendati demikian persoalan kemanusiaan para rasul, mereka akui.
Ahl-dzikr
ditafsirkan dengan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan tentang nabi dan
kitab-kitab. Penulis
tidak membatasi kepada pengetahuan tentang nabi-nabi dan kitab, melainkan
meliputi detail-detail Alquran dan Islam secara keseluruhannya. Orang yang
memiliki pengetahuan tersebut adalah Rasulullah dan para ulama dari berbagai
kurun. Penafsiran ini tampaknya relevan dengan tafsir al-dzikr pada ayat
berikutnya, bahwa yang dimaksudkannya adalah Alquran itu sendiri. Itu pula
sebabnya, Alquran dinamai Al-Dzikr.
Walaupun
panggalan ayat ini turun dalam konteks tertentu, yakni objek pertanyaan, serta
siapa yang ditanya tertentu pula, namun karena redaksinya yang bersifat umum,
maka ia dapat difahami pula sebagai perintah bertanya apa saja yang tidak
diketahui atau diragukan kebenarannya kepada siapa pun yang tahu dan tidak
tertuduh objektivitasnya.
Pengertian
yang lain tentang فاسألوا أهل الذكر“Bertanyalah kalian
kepada ahli Alquran” secara eksplisit menjelaskan bahwa yang menjadi subyek
pendidikan bukan hanya pendidik atau guru, melainkan juga anak didik. Karena
itu ayat ini dapat menjadi dasar bagi pengembangan teori belajar siswa aktif
dan metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar. Pada saat guru tengah
memberikan bimbingan dan pendidikan kepada siswa, posisi siswa adalah obyek,
tetapi pada saat yang sama, ia juga berperan sebagai subyek. Sebab, tugas guru
tidak hanya menyampaikan bahan-bahan ajar kepada siswa, tetapi ia juga
bertanggung jawab untuk sedapat mungkin membangkitkan minat dan motivasi
belajar siswa agar mereka dapat melakukan pembelajaran sendiri.
b) Ayat 44
Para rasul yang Kami utus sebelummu itu semua
membawa keterangan-keterangan, yakni
mukjizat-mukjizat nyata yang membuktikan kebenaran mereka sebagai rasul dan sebagian
membawa pula zubur, yakni kitab-kitab yang mengandung
ketetapan-ketetapan hukum dan nasihat-nasihat yang seharusnya menyentuh hati dan
Kami turunkan kepadamu adz-Dzikr,yakni Alquran, agar engkau menerangkan
kepada seluruh manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka,yakni
Alquran itu, mudah-mudahan dengan penjelasanmu mereka mengetahui dan sadar dan
supaya mereka senantiasa berfikir lalu menarik pelajaran untuk
kemaslahatan hidup duniawi dan ukhrawi mereka.
Kata الزُّبُر adalah jamak dari kata زَبُور yakni tulisan. Yang dimaksud di sini
adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti Taurat, Injil, Zabur dan Shuhuf
Ibrahim as. Para ulama berpendapat bahwa zubur adalah kitab-kitab
singkat yang tidak mengandung syari’at, tetapi sekedar nasihat-nasihat.
Salah
satu nama Alquran adalah الذِّكْرُ dari segi bahasa adalah antonim kata lupa.
Pengulangan kata turun dua kali, yakni أنزلنا
إليك Kami turunkan kepadamu dan ما
نُزِّلَ إليهم apa yang telah diturunkan kepada mereka mengisyaratkan perbedaan penurunan yang
dimaksud. Yang pertama adalah penurunan Alquran kepada Nabi yang bersifat
langusung dari Allah, sedangkan yang kedua adalah yang ditujukan kepada manusia
seluruhnya yang mengandung makna turun berangsur-angsur. Hal ini agaknya untuk
mengisyaratkan bahwa manusia secara umum mempelajari dan melaksanakan tuntunan
Alquran secara bertahap sedikit demi sedikit dan dari saat ke saat. Adapun Nabi
Muhammad Saw., maka kata diturunkan yang dimaksud di sini bukan melihat pada
turunnya ayat-ayat itu sedikit demi sedikit, tetapi melihat kepada pribadi Nabi
Saw. yang menghafal dan memahaminya secara langsung, karena diajar langsung
oleh Allah Swt., melalui malaikat Jibril As.
Dan juga melaksanakannya secara langsung begitu ayat turun, berbeda dengan
manusia yang lain.
Pada akhir ayat di atas dijelaskan tentang
fungsi Rasulullah Saw., sebagai penjelas (mubayyin) kepada manusia tentang
hukum-hukum yang terkandung dalam Alquran. Hal ini dimaksudkan agar manusia
sebagai subyek dan obyek pendidikan dapat berfikir. Ini mengisyaratkan bahwa
siswa perlu memikirkan, menganalisis dan bahkan mengkritisi materi pendidikan
yang disampaikan guru. Di lain pihak, dengan ini juga menunjukkan bahwa Alquran
selalu mengajak berfikir kepada manusia agar dalam menunaikan kewaiban-kewajiban
agama dilaksanakan dengan hati yang mantap karena didukung ilmu yang cukup.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nilai pendidikan yang dapat kita ambil dari
surat An-Nahl ayat : 43 dan 44 antara lain:
1. Menganjurkan
kita untuk bertanya apabila kita tidak tahu.
2. Apabila
kita mempunyai ilmu sebaiknya ajarkan kepada yang belum tahu.
3. Dalam
mendidik sebaiknya menyesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan pemahaman peserta
didik.
4. Pendidik
sebaiknya menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahani.
5. Pendidikan
dilakukan secara bertahab.
6. Pendidik
atau guru sebaiknya menguasai bahan ajar.
DAFTAR PUSTAKA
Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy. 1988. Terjemah Singkat Tafsir
Ibnu Katsier. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Departemen Agama RI. 1984. Tafsir
dan Terjemahnya. Jakarta : Depag RI.
Gojali, Nanang., 2004. Manusia, Pendidikan dan Sains Tafsir
Hermeneutik. Jakarta: PT Reneka Cipta.
Hamka.1988. Tafsir Al-Azhar.
Jakarta: PT. Pustaka Panjimas.
Shihab, M. Quraish., 2002. Tafsir
Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati.
Yakni:
orang-orang yang mempunyai pengetahuan tentang Nabi dan kitab-kitab.